Download Materi Kuliah Keperawatan - Gratis

RSS Subscription

Subscribe via RSS reader:
Berlangganan Artikel via E-Mail:
 

Tahap- tahap pembentukan urine

Posted By Revolusi Pendidikan On 9:57 PM 0 comments
Tahap- tahap pembentukan urine :
1) Filtrasi Glomerular
Fungsi primer ginjal dicapai oleh nefron yang terdiri dari glomerulus, tubulus dan duktus koligentes. Filtrasi glomerulus dipengaruhi oleh tekanan hidrostatik, tekanan osmotik koloid yang bersifat pasif. Filtrasi glomerulus tidak hanya dipengaruhi oleh tekanan-tekanan fisik diatas, namun juga oleh permeabilitas dinding kapiler, sehingga sel-sel darah dan molekul-molekul besar seperti protein secara efektif tertahan oleh pori-pori membran filtrasi. Sedangkan air dan kristaloid (solut dan molekul-molekul yang lebih kecil) dapat tersaring dengan mudah.
Zat-zat yang difiltrasi oleh ginjal dibagi dalam tiga kelas, yakni : elektrolit, non elektrolit dan air. Beberapa jenis elektrolit yang paling penting adalah Na+, K+, Ca2+, Mg2+, bikarbonat (HCO-3), klorida (Cl), dan posfat (HPO42-). Sedangkan non elektrolit yang penting antara lain glukosa, asam amino dan metabolit yang merupakan produk akhir dari proses metabolisme protein, urea, asam urat dan kreatinin.

2) Reabsorpsi dan Sekresi
Setelah filtrasi langkah kedua dalam pembentukan kemih adalah reabsorpsi. Proses reabsorpsi dan sekresi ini berlangsung baik melalui mekanisme transpor aktif maupun pasif. Glukosa dan asam amino direabsorpsi seluruhnya disepanjang tubulus proksimal dengan mekanisme transpor aktif. Kalium dan asam urat hampir seluruhnya direabsorpi secara aktif dan keduanya disekresi kedalam distal. Karena filtrasi berlanjut melalui ansa henle, maka natrium dan ion penyerta direabsorpsi. Dalam tubulus distalis, penyesuaian terjadi dalam pH dan osmolalitas serta ada mekanisme pasif bagi reabsorpsi kalsium, posfat, sulfat inorganik dan protein ginjal.
Beberapa hormon berfungsi mengatur proses reabsorpsi dan sekresi solute dan air. Reabsorpsi air tergantung dari adanya hormon anti diuretik (ADH). Aldosteron mempengaruhi reabsorpsi Na+ dan sekresi K+. Peningkatan aldosteron menyebabkan peningkatan reabsorpsi Na+ dan peningkatan sekresi K+, begitupun sebaliknya. Hormon paratiroid (PTH) mengatur reabsorpsi Ca2+ dan HPO42- disepanjang tubulus. Peingkatan PTH menyebabkan peningkatan Ca2+ dan ekskresi HPO42-, penurunan PTH mempunyai pengaruh sebaliknya.
Ginjal memainkan peranan penting dalam regulasi asam basa, terutama dalam ekskresi ion hidrogen dan produksi bikarbonat. Setelah duktus koligen mengosongkan isinya kedalam kaliks, maka urine berjalan melalui pelvis renalis dan uerter kedalam vesika urinaria.

APAKAH MANFAAT NUTRISI BAGI TUBUH???

Posted By Revolusi Pendidikan On 9:43 PM 0 comments
++Kalori dan karbohidrat sangat dibutuhkan untuk memberikan energi pada tubuh kita, misalnya nasi dab jagung

++Protein sangat penting untuk struktur sel darah merah, agar antibodi bekerja dengan baik, untuk regulasi enzim dan hormon pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh misalnya daging, susu, keju, telur

++Vitamin dan mineral dan air bermanfaat untuk metabolisme tubuh, pertumbuhan sel baru, kulit sehat, rambut dan jaringan juga mata misalnya sayuran hijau.

++Kalsium, fosfor dan Vitamin D bermanfaat untuk pembentukan tulang dan gigi, mendorong penyerapan dan penggunaan kalsium serta fosfat untuk kesehatan tulang dan gigi.misalnya susu dan brokoli

++Vitamin E melindungi sel darah merah dan mencegah kerusakan vitamin A dan C. misalnya kedelai an jagung

++Vitamin K biasanya digunakan untuk penggumpalan darah yang normal dan sintesis protein pada plasma, tulang dan ginjalmisalnya bayam,kangkung, salada.

++Vitamin C (ascorbic acid) vitamin antioksidan yangdiperlukan untuk pembentukan colagen yang dapat mempertahankan keutuhan sel dan untuk kesehatan gigi, gusi, aliran darah, meningkatkan penyerapan zat besi dan resistansi terhadap pengurangan infeksi, misalanya jeruk

++Vitamin B6, asma folat dan vit B12 bermanfaat dalam pembentukan anti sel/ perlu untuk pertumbuhan sel, DNA/RNA,agar sistem pencernaan bekerja dengan baik; penting untuk pembentukan sel darah merah, normal dari jaringan saraf, dibutuhkan untuk membangung dinding protein dalam tubuh, sel darah merah. Contohnya kacang polong dan buah-buahan

++Thiamin (B1), niasin, riboflavin diperlukan untuk metabolismekarbohidrat dan sistem jaringan agar bekerja sesuai fungsinya, energi metabolisme, sistem pencernaan dan sistem saraf yang sehat, misalnya hati dan ikan salmon

Pesan dasar gizi seimbang yang dianjurkan Depkes

Posted By Revolusi Pendidikan On 9:35 PM 1 comments
Pesan dasar gizi seimbang yang dianjurkan Depkes adalah:
1.Makanlah aneka ragam makanan.
2. Makanlah makanan untuk mencukupi kecukupan energi.
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi.
pengatur.
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai ¼ dari kecukupan energi.
5. Gunakan garam beryodium.
6. Makanlah makanan sumber zat besi.
7. Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan dan tambahkan MP-ASI sesudahnya.
8. Biasakan makan pagi.
9. Minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya.
10. Lakukan aktivitas fisik secara teratur.
11. Hindari minum minuman beralkohol.
12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.
13. Bacalah label pada makanan yang dikemas.

Komplikasi Gagal Ginjal Kronik.

Posted By Revolusi Pendidikan On 9:25 PM 0 comments
Menurut Smeltzer (2000), komplikasi potensial gagal ginjal kronik yang memerlukan pendekatan kolaboratif dalam perawatan, mencakup :
- Hiperkalemia : akibat penurunan ekskresi, asidosis metabolik, katabolisme dan masukan diet berlebih.
- Perikarditis : efusi perikardial , dan tamponade jantung akibat retensi produk sampah uremik dan dialisis yang tidak adekuat.
- Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta mal fungsi sistem renin, angiotensin, aldosteron.
- Anemia : akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel darah merah, perdarahan gastro intestinal.
- Penyakit tulang serta kalsifikasi metastatik akibat retensi fosfat.

Pembentukan urine

Posted By Revolusi Pendidikan On 9:19 PM 0 comments
Pembentukan urine terbagi menjadi tiga tahap yaitu :
1. Filtrasi glomerular
Pembentukan kemih dimulai dengan filtrasi plasma glomerulus, seperti kapiler tubuh lainnya, kapiler glumerulus secara relative bersifat impermiabel terhadap protein plasma yang besar dan cukup permabel terhadap air dan larutan yang lebih kecil seperti elektrolit, asam amino, glukosa, dan sisa nitrogen. aliran darah ginjal ( RBF = Renal Blood Flow ) adalah sekitar 25% dari curah jantungatau sekitar 1200 ml/menit. Sekitar seperlima dari plasma atau sekitar 125 ml/menit dialirkan melalui glomerulus ke kapsula bowman. Ini dikenakan laju filtrasi glomerulus ( GFR = Glomerular Filtration Rate ) . Gerakan masuk ke kapsul bowman’s, tekanan hidrostatik darah dalam kapiler glomerulus mempermudah filtrasi dan kekuatan ini dilawan oleh tekanan hidrostatik filtrate dalam kapsula bowman’s serta tekanan osmotic koloid darah. Filtrasi glomerulus tidak hanya dipengaruhi oleh tekanan-tekanan koloid diatas namun juga oleh permeanbilitas dinding kapiler.

2. Reabsorpsi
Zat-zat yang difiltrasi ginjal dibagi dalam tiga bagian : non elektrolit, elektrolit dan air. Setelah filtrasi langkah ke dua adalah reabsorpsi selektif zat-zat tersebut kembali lagi zat-zat yang sudah difiltrasi.
3. Sekresi
Sekresi tubular melibatkan transport aktif molekul-molekul dari aliran darah melalui tubulus kedalam filtrat. Banyak substansi yang disekresi tidak terjadi secara alamiah dalam tubuh ( misalnya penisilin ). Substansi secara alamiah terjadi dalam tubuh termasuk asam urat dan kalium serta ion-ion hydrogen.
Pada tubulus distalis, transfor aktif natrium sistem carier yang juga terlibat dalam sekresi hydrogen dan ion-ion kalium tubular,. Dalam hubungan ini, tiap kali carier membawa natrium keluar dari cairan tubular, cariernya bias hydrogen atau ion kalium kedalam cairan tubular “ perjalanannya kembali” jadi, untuk setiap ion natrium yang diabsorpsi, hydrogen atau kalium harus disekresi dan sebaliknya.Pilihan kation yang akan disekresi tergantung pada konsentrasi cairan ekstratubular (CES) dari ion-ion ini ( hydrogen dan kalium ).
Pengetahuan tentang pertukara kation dalam tubulus distalis ini membantu kita memahami beberapa hubungan yang dimiliki elektrolit dengan lainnya. Sebagai contoh, kita dapat mengerti mengapa bloker aldosteron dapat menyebabkan hiperkalemia atau mengapa pada awalnya dapat terjadi penurunan kalium plasma ketika asidosis berat dikoreksi sevara therapeutik.

Definisi & Konsep Penyakit Osteosarcoma

Posted By Revolusi Pendidikan On 5:45 PM 1 comments
a. Definisi
Osteosarkoma merupakan penyakit yang sel kankernya (ganas) ditemukan di tulang. Ini adalah yang paling umum dari jenis kanker tulang. Osteosarkoma paling sering terjadi di remaja dan dewasa muda. Kanker ini sebagian besar menyerang remaja pria yg sering mengkonsumsi obat penambah tinggi badan. anak laki-laki yang memiliki tinggi diatas rata-rata memiliki potensi yang lebih besar untuk itu. Pada anak-anak dan remaja, tumor paling sering muncul di sekitar tulang lutut. Gejala-gejala dan kesempatan untuk pemulihan pada anak-anak dan remaja yang muncul akan tampak sama. (Price-Wilson, S, L. 2002)
Setelah osteosarkoma telah pertama ditemukan, tes lain dapat dilakukan untuk mengetahui apakah kanker sel telah menyebar ke bagian tubuh yang lain. Hal ini disebut pementasan. Saat ini, tidak ada sistem untuk pementasan osteosarkoma. Tetapi, kebanyakan pasien dikelompokkan tergantung pada apakah kanker hanya ditemukan di satu bagian tubuh (diterjemahkan penyakit) atau apakah kanker telah menyebar dari satu bagian tubuh lain (metastatic penyakit) sehingga akan berpengaruh terhadap rawatan penyakit. Berikut ini adalah kelompok yang digunakan untuk osteosarkoma:
b. Etiologi
Penyebab tumor ini hampir semua keganasan yang lain, masih merupakan teka-teki yang belum terpecahkan. Radiasi dan virus onkogenik, yang telah terlihat dalam terjadinya keganasan yang lain, telah dianggap sebagai agen penyebab.
Beberapa faktor etiologik telah diindentifikasi pada osteosarkoma orang dewasa yang lebih jarang terjadi, tetapi hanya sedikit kasus saja. Osteosarkoma epidemik dilaporkan pada pelukis lempeng jam radium disebabkan oleh penumpukan radioaktif didalam tulang, Thorotrast-dulu menggunakan bahan kontras radiografik yang mengandung radioaktif thorium dioxide erat hubungannya dengan timbulnya osteosarkoma seperti pada neoplasma hati.
Selain itu, juga terdapat faktor kecenderungan genetik. Osteosarkoma pada masa kanak-kanak mungkin sekali memiliki dasar genetik, meskipun tak seorangpun pernah menemukannya. Mungkin kelainan genetik pada kromosom 13 dapat menyebabkan osteosarkoma pada kelompok pasien ini. Terjadi dysplasia tulang, termasuk penyakit Paget, dysplasia fibrosa, enchondromatosis, dan turun temurun beberapa exostoses dan retinoblastoma (kuman-garis bentuk) adalah faktor risiko. Kombinasi konstitusional mutasi genetik dari RB (germline retinoblastoma) dan terapi radiasi dikaitkan dengan risiko tinggi terutama pengembangan osteosarkoma, Li-Fraumeni Sindrom (mutasi germline), dan Rothmund-Thomson Sindrom (autosomal yang terdesak asosiasi dari bawaan cacat tulang , dysplasia rambut dan kulit, hypogonadism, dan katarak).
c. Klasifikasi Osteosarcoma
1) Local osteosarcoma
Kanker sel belum tersebar di luar tulang atau dekat jaringan di mana kanker berasal.
2) Metastatic osteosarcoma
Kanker sel telah menyebar dari tulang yang kanker berasal, ke bagian tubuh yang lain. Kanker yang paling sering menyebar ke paru-paru. Mungkin juga menyebar ke tulang lain. Tentang satu dari lima pasien dengan osteosarkoma dengan kanker yang telah metastasized pada saat itu dapat terdiagnosa. Dalam multifocal osteosarkoma, tumor muncul dalam 2 atau lebih tulang, tetapi belum menyebar ke paru-paru.
3) Berulang
Penyakit berulang berarti kanker telah datang kembali (recurred) setelah itu telah dirawat. Hal itu dapat datang kembali dalam jaringan dimana pertama kali atau mungkin datang kembali di bagian lain dari tubuh. Osteosarkoma paling sering terjadi dalam paru-paru. Ketika osteosarkoma ditemukan, biasanya dalam waktu 2 sampai 3 tahun setelah perawatan selesai. Nanti kambuh lagi adalah mungkin terjadi, tetapi langka.
d. Tanda Dan Gejala Osteosarcoma
Adapun gejala atau tanda yang ditimbulkan yang paling umum gejala osteosarkoma adalah rasa sakit dan bengkak di kaki atau lengan. Hal ini paling sering terjadi di lagi tulang dari tubuh - seperti di atas atau di bawah lutut atau di lengan atas dekat bahu. Sakit mungkin buruk selama bergerak atau di malam hari, dan benjol atau bengkak dapat mengembangkan di kawasan hingga beberapa minggu setelah mulai sakit. Sakit yang berlebihan dapat membangunkan di malam hari atau sakit saat istirahat menjadi perhatian khusus. Dalam beberapa kasus, pertama tanda penyakit itu yang rusak lengan atau kaki, karena kanker telah melemahkan tulang untuk membuatnya rentan untuk istirahat. Pada kasus ini, resiko osteosarkoma paling sering dilihat pada remaja anak laki-laki, dan bukti-bukti menunjukkan bahwa remaja yang tinggi daripada rata-rata memiliki risiko tambahan untuk mengembangkan penyakit. Anak-anak yang telah mewarisi salah satu langka sindrom kanker juga berada di risiko tinggi untuk osteosarkoma. Sindrom ini termasuk retinoblastoma (tumor jahat yang yang berkembang di retina, biasanya pada anak-anak berusia di bawah umur 2 tahun) dan Li-Fraumeni Sindrom (jenis mewarisi mutasi genetik). Karena terhubungan ke radiasi lain, dapat memicu DNA mutasi, anak-anak yang telah menerima perawatan radiasi untuk episode sebelum kanker juga meningkat di risiko untuk osteosarkoma.

Komplikasi Fraktur

Posted By Revolusi Pendidikan On 1:31 AM 0 comments
a. Komplikasi Awal
1) Kerusakan Arteri
Pecahnya arteri karena trauma bisa ditandai dengan tidak adanya nadi, CRT menurun, cyanosis bagian distal, hematoma yang lebar, dan dingin pada ekstrimitas yang disebabkan oleh tindakan emergensi splinting, perubahan posisi pada yang sakit, tindakan reduksi, dan pembedahan.
2) Kompartement Syndrom
Kompartement Syndrom merupakan komplikasi serius yang terjadi karena terjebaknya otot, tulang, saraf, dan pembuluh darah dalam jaringan parut. Ini disebabkan oleh oedema atau perdarahan yang menekan otot, saraf, dan pembuluh darah. Selain itu karena tekanan dari luar seperti gips dan embebatan yang terlalu kuat.
3) Fat Embolism Syndrom
Fat Embolism Syndrom (FES) adalah komplikasi serius yang sering terjadi pada kasus fraktur tulang panjang. FES terjadi karena sel-sel lemak yang dihasilkan bone marrow kuning masuk ke aliran darah dan menyebabkan tingkat oksigen dalam darah rendah yang ditandai dengan gangguan pernafasan, tachykardi, hypertensi, tachypnea, demam.

4) Infeksi
System pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan. Pada trauma orthopedic infeksi dimulai pada kulit (superficial) dan masuk ke dalam. Ini biasanya terjadi pada kasus fraktur terbuka, tapi bisa juga karena penggunaan bahan lain dalam pembedahan seperti pin dan plat.
5) Avaskuler Nekrosis
Avaskuler Nekrosis (AVN) terjadi karena aliran darah ke tulang rusak atau terganggu yang bisa menyebabkan nekrosis tulang dan diawali dengan adanya Volkman’s Ischemia.
6) Shock
Shock terjadi karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya permeabilitas kapiler yang bisa menyebabkan menurunnya oksigenasi. Ini biasanya terjadi pada fraktur.
b) Komplikasi Dalam Waktu Lama

1) Delayed Union
Delayed Union merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi sesuai dengan waktu yang dibutuhkan tulang untuk menyambung. Ini disebabkan karenn\a penurunan supai darah ke tulang.
2) Nonunion
Nonunion merupakan kegagalan fraktur berkkonsolidasi dan memproduksi sambungan yang lengkap, kuat, dan stabil setelah 6-9 bulan. Nonunion ditandai dengan adanya pergerakan yang berlebih pada sisi fraktur yang membentuk sendi palsu atau pseudoarthrosis. Ini juga disebabkan karena aliran darah yang kurang.

3) Malunion
Malunion merupakan penyembuhan tulang ditandai dengan meningkatnya tingkat kekuatan dan perubahan bentuk (deformitas). Malunion dilakukan dengan pembedahan dan reimobilisasi yang baik.
(Black, J.M, et al, 1993)
Fiksasi internal atau Open Reduction Internal Fiksasi (ORIF)
Fragmen tulang dapat diikat dengan sekrup, pen atau paku pengikat, plat logam yang diikat dengan sekrup, paku intra meduler yang panjang (dengan atau tanpa sekrup pengunci).

Fungsi ginjal

Posted By Revolusi Pendidikan On 10:10 PM 0 comments
Fungsi ginjal terdiri dari :
(1) Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksik atau racun.
(2) Mempertahankan suasana keseimbangan cairan.
(3) Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh.
(4) Mempertahankan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain dalam tubuh.
(5) Mengeluarkan sisa-sisa metabolism hasil akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak.
(6) Pemebentukan Vitamin D penting dalam proses reabsorpsi kaliasum dan fosfat di usus halus.
(7) Pembentukan Eritropoietin yang merangsang sumsum tulang memproduksi sel darah merah sebagai respon adanya hipoksia jaringan.

Klasifikasi Gagal ginjal kronik

Posted By Revolusi Pendidikan On 8:55 PM 2 comments
Sesuai dengan test kreatinin klirens, maka Gagal ginjal kronik dapat di klasifikasikan menjadi 4, dengan pembagian sebagai berikut:
a. Stadium I
Penurunan cadangan ginjal (faal ginjal antar 50 % – 75 %). Tahap inilah yang paling ringan, dimana faal ginjal masih baik. Pada tahap ini penderita belum merasasakan gejala gejala dan pemeriksaan laboratorium faal ginjal masih dalam batas normal. Selama tahap ini kreatinin serum dan kadar BUN (Blood Urea Nitrogen) dalam batas normal dan penderita asimtomatik.

b. Stadium II
Insufiensi ginjal (faal ginjal antar 20 % – 50 %). Pada tahap ini penderita dapat melakukan tugas tugas seperti biasa padahal daya dan konsentrasi ginjal menurun. Pada tahap ini lebih dari 50 % jaringan yang berfungsi telah rusak. Kadar BUN baru mulai meningkat diatas batas normal. Peningkatan konsentrasi BUN ini berbeda beda, tergantung dari kadar protein dalam diit. Pada stadium ini kadar kreatinin serum mulai meningkat melebihi kadar normal.

c. Stadium III
Uremi gagal ginjal (faal ginjal sekitar 10-20%). Semua gejala sudah jelas dan penderita masuk dalam keadaan dimana tidak dapat melakukan tugas sehari hari sebagaimana mestinya.. Pada Stadium ini, sekitar 90 % dari massa nefron telah hancur. Nilai GFR nya 10-20 % dari keadaan normal dan kadar kreatinin mungkin sebesar 5-10 ml / menit atau kurang.

d. Stadium IV
Penyakit ginjal stadium akhir (ESRD), yang terjadi apabila GFR menurun menjadi kurang dari 5% dari normal. Hanya sedikit nefron fungsional yang tersisa. Di seluruh ginjal ditemukan jaringan parut dan atrofi tubulus.